Perkuat Kapasitas Pesantren dalam Pengendalian TBC, STPI dan Pesantren Selenggarakan Pelatihan Kader
SUMENEP – Pesantren merupakan tempat yang rentan menjadi penularan penyakit. Sebab, salah satu karakter khas pesantren yaitu sarana dan prasarana serta kehidupan kesehariannya yang bersifat komunal seperti sanitasi, tempat tidur dan belajar. Sebagai contoh, kamar tidur santri seringkali diisi antara 5-15 orang sehingga para santri rentan tertular penyakit apabila salah satu penghuni kamar mengidap penyakit yang menyebar melalui udara seperti tuberkulosis (TBC).
Karena hal itulah Stop TB Partnership Indonesia (STPI) bekerjasama dengan Pondok Pesantren Nurul Mukhlisin Pakondang Rubaru, Kabupaten Sumenep melaksanakan pelatihan Kader TBC untuk memperkuat kapasitas pesantren dalam upaya penanggulangan TBC pada komunitas pesantren serta masyarakat lingkup pesantren. Kegiatan Pelatihan Kader TBC Pesantren ini merupakan langkah awal dalam membangun jejaring antara pesantren dan puskesmas untuk berkontribusi pada eliminasi TBC di Kabupaten Sumenep.
“Kami sangat mengapresiasi dengan program pencegahan dan pengendalian TBC di pesantren yang akan menjadi langkah awal program TBC di pesantren wilayah kami. Kami juga siap untuk bekerjasama secara intens ke depannya antara puskesmas dan pesantren.” ucap Kepala Puskesmas Rubaru, Sulaiha Riningsih.
Pelatihan Kader TBC Pesantren ini diselenggarakan pada hari Senin-Selasa, 26-27 Juli 2021 dengan diikuti oleh 10 santri dari Pondok Pesantren Nurul Mukhlisin Pakondang Rubaru. Pelatihan ini telah memberikan semangat baru bagi pesantren untuk memperbaiki lingkungan pesantren yang lebih bersih dan sehat.
“Kami dari pihak pesantren siap melaksanakan program penanggulangan TBC kedepannya dan akan melaksanakan semua kegiatan agar pesantren bersih dan sehat. Karena ketika pesantren bersih maka santri akan sehat dan bebas dari TBC”, ujar Pengasuh Pesantren, Kyai Abdul Wasid, M.Pd.
Rangkaian kegiatan pelatihan ini turut dihadiri oleh pengasuh pesantren, Kepala Puskesmas Rubaru, Penanggungjawab TBC Puskesmas Rubaru. Adapun materi pelatihan yang diberikan di hari pertama antara lain pengetahuan tentang TBC, penemuan orang dengan gejala TBC, pendampingan pengobatan pasien TBC, yang dilanjutkan dengan praktik penemuan kasus serta pengukuhan kader TBC di hari kedua. Selain materi di kelas, santri juga melakukan praktik penemuan kasus di lingkungan pesantren dengan didampingi oleh Staf Lapangan STPI dan Penanggungjawab TBC Puskesmas Rubaru. Hasilnya, terdapat 50 orang yang diskrining TBC dan didapatkan 8 orang diantaranya adalah suspek TBC.
“Harapannya dari terlaksananya kegiatan ini akan terbentuk Kader TBC di Pesantren Nurul Mukhlisin yang juga dipastikan dengan peningkatan pengetahuan peserta pelatihan tentang pencegahan dan pengendalian TBC, meningkatnya pengetahuan tugas dan peran kader dalam penanggulangan TBC dan meningkatnya pengetahuan peserta pelatihan dalam menemukan kasus serta pendampingan pasien TBC.” ungkap Sukri, Staf Lapangan STPI.
Comments