top of page
Single Post: Blog_Single_Post_Widget

T-Line: Andaikan Nakes dan Kader TBC punya Keahlian seperti S-Line

Sumber: Vidio
Sumber: Vidio

Dunia pecinta drama Korea tengah ramai membicarakan serial berjudul S-Line. Dalam drama ini, tokoh utama memiliki kemampuan untuk melihat garis merah di kepala yang menghubungkan orang-orang yang pernah menjalin hubungan intim. Sebuah kekuatan yang mengungkap koneksi tersembunyi, meski juga menimbulkan berbagai konflik dan dilema sosial.


Namun, kali ini kita tidak sedang membahas dramanya. Kita ingin mengajak pembaca berimajinasi bagaimana jika kekuatan seperti itu hadir di dunia nyata, tapi digunakan untuk menyelamatkan nyawa?


Mari kita sebut itu T-Line.


T-Line: Membaca Jalur Penularan TBC


T-Line adalah metafora untuk kekuatan super yang dimiliki oleh tenaga kesehatan dan kader TBC dalam mendeteksi dan melacak penyebaran TBC penyakit menular yang masih menjadi pembunuh diam-diam di tengah masyarakat.


Di dunia nyata, TBC seringkali sulit terdeteksi. Banyak orang dengan gejala ringan tak sadar sedang menularkan penyakit, sementara stigma yang menempel membuat banyak pasien enggan memeriksakan diri. Menurut data WHO, Indonesia masih menjadi salah satu negara dengan beban TBC tertinggi di dunia, namun sekitar 21,6% kasus TBC belum ditemukan di tahun 2024.


Di sinilah imajinasi T-Line hadir. Bayangkan jika nakes dan kader punya alat semacam kacamata khusus yang bisa melihat "garis merah" antara satu orang dengan lainnya yang berisiko tertular. Dengan alat ini, penelusuran kontak erat jadi lebih cepat, deteksi dini jadi lebih mudah, dan penularan bisa dicegah sejak awal.


Privasi dan Etika: Belajar dari Akhir S-Line


Di akhir cerita S-Line, kemampuan melihat garis merah akhirnya dimiliki semua orang, dan dunia jadi kacau karena semua hubungan masa lalu terbongkar. Tapi T-Line tidak seperti itu. T-Line hanya bisa digunakan oleh pihak yang memang memiliki kewenangan dan kompetensi, yakni nakes dan kader TBC terlatih. Ini penting untuk menjaga privasi, etika, dan ketenangan sosial masyarakat.


T-Line mungkin belum benar-benar ada hari ini. Tapi kita semua bisa menjadi bagian dari garis merah yang tak kalah penting: garis solidaritas dan empati dalam menghadapi TBC.


Kita bisa membantu dengan:

  • Tidak menghakimi orang dengan TBC.

  • Mendukung pemeriksaan dan pengobatan.

  • Menyebarkan informasi yang benar tentang TBC.

  • Memberi ruang aman bagi para kader dan tenaga kesehatan untuk bekerja.

Karena untuk mewujudkan eliminasi TBC 2030, kita tak hanya butuh teknologi, tapi juga hati yang terbuka.


Comments


Artikel Lainnya

Artikel Terbaru

HUBUNGI KAMI

Klinik JRC-PPTI, Jl. Sultan Iskandar Muda No.66A Lt 3, Kby. Lama Utara, Kec. Kby. Lama, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12240

Telp: +62 852-8229-8824

  • Instagram
  • twitter
  • facebook
  • Youtube
bottom of page