top of page

Penelitian Merupakan Kunci dalam Mendukung Sebuah Perubahan Kebijakan

Advokasi berbasis bukti dapat memperkuat penanggulangan TBC. STPI melakukan 4 kajian agar lebih fokus terhadap isu yang sedang diangkat saat ini.

6b03b6_72ee189da89c4ffb88a54da346df2eb4~mv2.jpeg

Penelitian Kami

Penggunaan Dana Desa dalam Penanggulangan TBC

6b03b6_347d6f6abb75419ea6f1cd13c847d743~

Apa Tujuan Penelitian Ini?

Untuk menelaah peran desa dalam penanggulangan TBC dengan melakukan: (i) pemetaan regulasi, (ii) pemetaan stakeholders, (iii) pemetaan peran desa dalam upaya eliminasi TBC berbasis desa, (iv) Key person interview (KII) dan Focus Group Discussion (FGD) kepada 74 informan yang berkaitan dengan Desa. 

Kenapa dilakukan?

Melalui Perpres 67/2021, Kementerian Desa dan PDTT diberi mandat oleh Presiden untuk menyusun kebijakan pemanfaatan dana desa yang dapat berkontribusi dalam percepatan eliminasi TBC pada tahun 2022. Namun perhatian desa dalam kegiatan kesehatan khususnya TBC masih sangat terbatas/ minim.

Kapan Dilakukan?

23 Oktober – 23 Desember 2021 

Bagaimana hasilnya?

  1. Alokasi belanja kesehatan di desa, misalnya, lebih banyak ditujukan untuk kebutuhan rutin seperti Pemberian Makanan Tambahan anak, ibu hamil, lansia, stunting dan desa siaga. 

  2. Minimnya pengetahuan pemerintah dan masyarakat desa tentang TBC

  3. Belum ada peraturan tingkat kementerian yang secara definitif mengamanatkan desa untuk secara eksplisit mendukung dan terlibat dalam penanganan TBC.

Apa rekomendasinya?

Rekomendasi dapat dilihat pada dokumen Poilicy Brief di atas. 

Perlindungan Sosial Bagi orang Terdampak TBC RO

Apa Tujuan Penelitian Ini?

Melihat gambaran kondisi orang terdampak TBC RO termasuk kebutuhan dan kendala yang dialami, serta menganalisis peluang kebijakan yang ada di Indonesia atas urgensi jaminan sosial bagi orang terdampak TBC RO.

Kenapa dilakukan?

  1. Terdapat 81% orang dengan TBC RO mengalami kondisi katastropik (biaya pengeluaran akibat penyakit TBC RO lebih besar dari 20 % dibandingkan pendapatan tahunan rumah tangga).

  2. Belum semua orang terdampak TBC RO mendapatkan dana enabler

  3. Peruntukan skema jaminan sosial bagi orang terdampak TBC RO tidak spesifik, bersifat parsial, dan insidental (skema belum jelas), serta hanya mempertimbangkan kondisi kemiskinannya.

Kapan dilakukan?

Desember 2021 hingga Februari 2022

Dimana penelitian dilakukan?

10 wilayah (Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan) 

Bagaimana hasilnya?

  1. Dampak Multidimensi pada orang dengan TBC RO 

  2. Kebutuhan Orang dengan TBC RO dan Bantuan

  3. Jaminan Sosial yang Tersedia belum Spesifik untuk Orang Terdampak TBC RO Meskipun Landasan Kebijakan Hukum Sudah Ada 

  4. Minimnya Sinergi Lintas Kementerian dan Lembaga dalam Penanggulangan TBC RO dan Integrasi Jaminan Sosial 

  5. CCT sebagai Model Penjaminan Sosial bagi Orang Terdampak TBC RO

Kebijakan, Perencanaan, dan Penganggaran Daerah dalam Penanggulangan TBC

Apa Tujuan Penelitian Ini?

  1. Memetakan kebijakan, perencanaan dan penganggaran pemerintah daerah dalam upaya penanggulangan TBC. 

  2. Memetakan perspektif pemerintah daerah dalam perencanaan, pendanaan penanggulangan TBC.

  3. Memberikan rekomendasi untuk menstimulasi kemauan politik pemerintah daerah untuk mencapai target United Nation High Level Meeting (UN HLM) untuk TBC

Kenapa dilakukan?

Permasalahan keberlanjutan program penanggulangan TBC adalah stabilitas pendanaan. Berdasarkan data Global TB Report 2021, diperkirakan kebutuhan anggaran untuk penanggulangan TBC di Indonesia sebesar US$ 515 juta. Kebutuhan pendanaan ini telah terpenuhi 20% melalui pendanaan domestic, 14% internasional, sedangkan 66% belum terdanai.

Kapan Dilakukan?

Tahun 2022

Dimana penelitian dilakukan?

Penelitian ini dilakukan di 20 kabupaten/kota di 14 provinsi dengan beban TBC tinggi: Bandung Barat, Kota Banjarmasin, Bekasi, Bengkalis, Blitar, Kota Bogor, Bulukumba, Flores Timur, Kota Jakarta Pusat, Kudus, Kulon Progo, Lamongan, Lombok Barat, Magelang, Kota Palembang, Pasaman, Kota Serang, Sumenep, Tabanan, Takalar.

Bagaimana hasilnya?

Hasil penelitian dapat diakses langsung pada dokumen hasil penelitian

Kajian Biaya Katastropik dan Kemiskinan Bagi Orang Terdampak TBC RO

CHWCHV - PPM.png

Apa Tujuan Penelitian Ini?

  1. Tersedianya hasil penelitian tentang biaya katastropik dan kemiskinan bagi orang terdampak TBC RO;

  2. Memperkuat partisipasi dan suara populasi kunci dan rentan dalam melakukan advokasi berbasis bukti tentang jaring pengaman sosial bagi orang dengan TBC RO; dan

  3. Melakukan penelitian berbasis masyarakat terkait mekanisme perlindungan sosial melalui pendekatan kualitatif dengan melibatkan organisasi penyintas TBC secara bermakna.

Kenapa dilakukan?

TBC maupun TBC RO dapat mengarahkan kepada kemiskinan, bahkan meningkatnya angka kemiskinan akan meningkatkan angka tuberkulosis. Masih sedikitnya perhatian yang diberikan terhadap biaya-biaya yang harus ditanggung oleh pasien TBC RO, sehingga secara khusus penelitian ini perlu dilakukan.

Kapan Dilakukan?

Tahun 2021

Dimana penelitian dilakukan?

Kota Bandung dan Kota Surabaya

Bagaimana hasilnya?

Sebesar 81 persen pasien mengalami pengeluaran katastropik terkait TBC RO yang paling besar disebabkan oleh tingginya biaya tidak langsung berupa kehilangan pekerjaan dan penurunan pendapatan selama pasien TBC RO menjalani pengobatan. Hasil selengkapnya dapat dilihat di dokumen hasil penelitian.

bottom of page