top of page
Single Post: Blog_Single_Post_Widget

Silaturahmi Stop TB Partnership Global di Indonesia


(Foto bersama dengan Ibu Raisis Arifin Panigoro, Lucica Ditiu, Yani Panigoro, Perwakilan Medco Group, Perwakilan Medco Foundation, Perwakilan Stop TB Partnership Indonesia)

Jakarta - Stop TB Partnership Indonesia (STPI) mengadakan Dinner Gathering bersama keluarga Arifin Panigoro juga Lucica Ditiu selaku Direktur Eksekutif Stop TB Partnership pada 30 Maret 2023 di Griya Jenggala Arifin Panigoro. Makan malam tersebut dihadiri oleh Ny. Raisis Arifin Panigoro selaku istri dari Alm. Bapak Ir. Arifin Panigoro dan ketua umum badan pengurus Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI). Selain itu, pertemuan juga dihadiri juga oleh Ir. Yani Panigoro M.M selaku Dewan Pembina STPI dan Komisaris Utama PT Medco Energi Internasional Tbk serta para perwakilan dari Medco Group, Medco Foundation dan para dewan dan pengurus eksekutif STPI serta PPTI.


Acara berlangsung sangat khidmat yang menjadi ajang mempererat silaturahmi antar mitra dan kolega serta keluarga Arifin Panigoro. Mengingat Alm. Arifin Panigoro adalah pendiri dari Yayasan Stop Tuberkulosis Partnership Indonesia maka dinner gathering menjadi momen untuk kembali saling menyamakan tujuan dan melanjutkan semangat beliau dalam penanggulangan TBC di Indonesia.


Dalam pertemuan ini, dr. Nurul Nadia H.W Luntungan, MPH selaku Ketua Pengurus Yayasan STPI mengajak seluruh pihak untuk mempererat kolaborasi dalam mengeliminasi TBC di tahun 2030. Kemudian dilanjutkan oleh Lucica Ditiu yang memberikan apresiasinya terhadap kepemimpinan Presiden RI Bapak Joko Widodo bahwa, “Presiden Jokowi sangat peduli dengan TBC dibandingkan negara lainnya” tambahnya. Ia juga memberikan pandangan bahwa masih banyak kasus TBC yang belum ditemukan di Indonesia. “Missing cases atau kasus yang belum ditemukan dan yang hilang menjadi ancaman bagi kita semua. Dia bisa saja berada di sekitar kita yang dapat menularkan bakteri TBC” ujarnya. Sesuai dengan data Kemenkes RI 2022, kasus TBC yang ditemukan adalah sebanyak 74% dari 969.000 kasus yang artinya terdapat 26% kasus TBC yang masih belum ditemukan dan bisa saja menularkan ke orang lain sehingga mengancam kesehatan masyarakat.


Pada akhir penyampaian Lucica Ditiu, Ia berpesan agar advokasi kepada pihak multisektor perlu diperkuat terlebih dalam menggerakkan sektor swasta. Private sector atau sektor swasta adalah salah satu mitra yang harus digandeng untuk sama-sama menemukan missing cases juga kasus TBC yang belum ditemukan. “Kita bisa mulai dari tempat kerja untuk melakukan skrining TBC sebanyak satu kali setahun atau 2 kali setahun” tambah Lucica. Ia juga berpesan untuk bisa menyampaikan advokasi dengan komunikasi yang baik agar terjalin hubungan yang harmonis dengan mitra terkait.


Harapannya dengan menjalin kerjasama yang telah dibentuk sebelumnya bisa lebih dipererat untuk saling berkolaborasi mengakhiri TBC di Indonesia antar mitra STPI dengan PPTI, Medco Foundation, Medco Group dan juga Stop TB Partnership. Tak hanya mitra tersebut, namun harapannya akan semakin banyak mitra dari sektor swasta yang terlibat dalam penanggulangan TBC di Indonesia.


49 tampilan0 komentar

Artikel Lainnya

Artikel Terbaru

bottom of page