Pertama di Dunia, Vaksin TB Berbasis Inhalasi Diuji di Indonesia, Bagaimana Cara Kerjanya?
- Stop TB Partnership ID

- 5 hari yang lalu
- 1 menit membaca

Dewan Penasihat Stop TB Partnership Indonesia (STPI) Prof. dr. Erlina Burhan memimpin uji klinis vaksin TB berbasis inhalasi di Indonesia. Menariknya, penelitian ini jadi yang pertama di dunia.
"Vaksin inhalasi baru dimulai 13 November, baru tahap 1 uji coba ke hewan," kata Prof. Erlina dalam diskusi publik di Jakarta, Rabu, 12 November 2025.
Jika respons awalnya menunjukkan hasil positif, Prof Erlina dan tim akan melakukan uji klinis ke manusia dalam skala kecil untuk memastikan keamanan dan dosis, serta efektivitasnya. Uji klinis ini melibatkan sejumlah institusi, di antaranya RS Persahabatan, RS Islam Cempaka Putih, Etana, dan CanSino Incorporation dari Tiongkok.
"Kalau sudah berhasil sampai uji coba tahap 3 ke hewan, baru uji klinis fase 1 ke manusia," ujarnya.
Berbeda dengan M72 yang diberikan melalui suntikan, vaksin inhalasi diberikan dalam bentuk uap halus yang dihirup oleh Orang Dengan TB (ODTB). Metode ini memungkinkan vaksin masuk langsung ke paru-paru dan menstimulasi kekebalan lokal di organ tersebut.
Prof. Erlina memastikan vaksin inhalasi akan menjadi terobosan besar dalam upaya eliminasi TB di Indonesia. Inovasi mengatasi tantangan
Dalam diskusi tersebut, dia juga disinggung mengenai kendala yang mungkin datang dari golongan anti vaksin. Namun, menurutnya, tidak akan jadi masalah jika ada kerja sama lintas sektor, termasuk media.
"Kalau jurnalis membantu beri edukasi ke masyarakat, akan banyak narasi positif. Narasinya harus dibuat bagus agar usaha peneliti tidak sia-sia," tuturnya.
















Komentar