Peluncuran Desa Siaga TBC di Desa Sesela, Upaya Desa Menanggulangi TBC di Lombok Barat
LOMBOK BARAT – Tuberkulosis (TBC) masih menjadi permasalahan kesehatan utama dunia, termasuk di Kabupaten Lombok Barat. Diperkirakan terdapat 2.513 orang dengan TBC pada tahun 2020 di Lombok Barat, namun hanya sejumlah 763 orang yang ditemukan atau kisaran 30,36%.
Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak kasus terduga TBC yang belum ditemukan di Lombok Barat dan berpotensi untuk memberikan penularan pada masyarakat.
Maka dari itu, pada Jumat (26/3) dilaksanakan peluncuran Desa Siaga TBC di Desa Sesela Kecamatan Gunungsari Lombok Barat oleh Pemerintah Desa dengan dukungan dari Stop TB Partnership Indonesia (STPI). Kegiatan peluncuran ini merupakan acara final dari rangkaian kegiatan Desa Siaga TBC di Desa Sesela mulai dari sosialisasi pada tanggal 22-23 Maret yang kemudian dilanjutkan dengan pembentukan desa siaga pada tanggal 24-25 Maret.
Bertempat di Balai Desa Sesela, kegiatan ini diikuti oleh 70 peserta antara lain Kepala Desa Sesela, Asisten II Bupati Kab. Lombok Barat, Dinas Kesehatan, Sekretaris Desa, Kepala Puskesmas, camat, lembaga desa dan tokoh-tokoh masyarakat desa lainnya. Kegiatan ini diawali dengan pembacaan Surat Keputusan Kepala Desa tentang struktur kepengurusan Desa Siaga TBC oleh Sekretaris Desa Sandik yang kemudian diserahkan kepada Kepala Desa Sesela untuk melantik dan mengukuhkan struktur kepengurusan desa tersebut.
“Kami berharap agar tim yang telah dikukuhkan dalam Desa Siaga TBC dapat dengan sungguh-sungguh dalam penemuan kasus TBC serta pelaporan titik-titik wilayah sehingga kami dapat mengidentifikasi dan dapat menyelesaikan persoalan ini bersama tentunya dengan memberikan dukungan program melalui dana desa.” ucap Kepala Desa Sesela dalam sambutannya.
Asisten II Lobar, Rusditah dalam sambutannya membacakan sambutan Bupati Lombok Barat menyampaikan bahwa Desa Siaga TBC ini merupakan upaya yang sangat baik sehingga perlu dilakukan pada semua tingkatan. Maka dari itu, dalam sambutannya Bupati mengajak bahwa kita semua harus memunculkan kesadaran masyarakat tentang TBC ini melalui sosialisasi secara menyeluruh.
“Hal ini menjadi perhatian kita bagaimana menurunkan kasus TBC di tahun depan, sehingga perlu dilakukan intervensi pencegahan dan pengendalian TBC untuk menangani aspek sosial dan ekonomi penyakit TBC. Oleh karena itu dibutuhkan persamaan persepsi dan paradigma yang berpusat pada pasien,” papar Rusditah yang di kemudian meresmikan Desa Siaga TBC Desa Sesela dengan pemukulan gong.
Lebih lanjut, Rusditah mengatakan, penanganan TBC harus dimaksimalkan. Sebab kasusnya masih tinggi dengan jumlah mencapai 2000 kasus pada tahun 2020. Desa memiliki peran penting dalam melaksanakan upaya pencegahan dan pengendalian TBC. Sehingga penting untuk masing-masing desa dapat meningkatkan kesadaran dan kapasitas pengetahuan masyarakat terkait TBC sehingga komitmen bersama lintas sektor dapat terwujud dalam pencegahan dan penanggulangan TBC sesuai dengan peran dan kapasitas masing-masing.
Commentaires