Menarik! Tingkatkan Pengetahuan tentang TBC dengan Mural
Sumenep dan Lombok Barat – Desa Grujugan merupakan desa dengan angka kasus TBC tertinggi kedua setelah Desa Longos di Kecamatan Gapura, Kabupaten Sumenep. Periode sampai Agustus 2021 telah ditemukan 10 kasus TBC dari 20 estimasi target kasus. Ini berarti masih ada 50% kasus TBC yang belum ditemukan yang berpotensi menularkan penyakit. Sementara itu, Desa Sandik dan Desa Sesela di Lombok Barat merupakan desa dengan angka kasus TBC tinggi. Periode sampai Agustus 2021 di Desa Sesela telah ditemukan 8 kasus dari 50 estimasi target temuan kasus TBC, sedangkan di Desa Sandik baru ditemukan 1 kasus. Namun demikian diperkirakan masih banyak kasus TBC yang belum ditemukan dikedua desa tersebut yang berpotensi menularkan penyakit TBC. Ditambah masa pandemi COVID-19 yang menyebabkan angka penemuan kasus TBC menurun sehingga dapat menghambat capaian eliminasi TBC di tahun 2030.
Hambatan tersebut perlu diatasi dengan menyusun langkah-langkah strategis upaya pencegahan dan pengendalian TBC. Upaya yang sangat penting untuk mencegah dan mengendalikan TBC adalah memberikan informasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat dengan mengkampanyekan penanggulangan TBC.
Stop TB Partnership Indonesia (STPI) berinovasi untuk memberikan informasi terkait TBC untuk sasaran masyarakat umum dengan pembuatan mural. Pertimbangan pembuatan mural ini karena jika masyarakat diberikan media cetak sebagai alat kampanye TBC, maka hal tersebut tidak akan menarik untuk dibaca karena sangat kecil tulisannya. Setelah berdiskusi dengan para kader, akhirnya alat kampanye untuk memberikan informasi yang diperlukan adalah dengan pembuatan mural. Mural jauh lebih menarik karena terdiri dari kumpulan gambar dan pokok tulisan yang sangat memungkinkan untuk dibaca oleh semua kalangan.
Mural merupakan alat atau media kampanye untuk memberikan informasi mengenai TBC. “Mural itu sebenarnya adalah kampanye yang dilakukan oleh kita agar informasi yang tersampaikan tanpa melalui media cetak, sehingga mural itu dibuat agar masyarakat bisa paham terkait TBC” ujar Sukri R. Bintaro selaku Staf Lapangan STPI di Sumenep. Di Desa Grujugan, pembuatan mural dilakukan di Balai Desa Grujugan dan TK Matlaul Amin. Sementara di Desa Sesela, pembuatan mural dilakukan di tembok pembatas kantor Desa Sandik. Di Desa Sesela dilakukan pada salah satu dinding bangunan toko Desa Sesela.
Pembuatan mural ini dimulai dari tanggal 12 September 2021 dan masih berlangsung hingga saat ini dengan persentase hampir 60% selesai di Desa Grujugan. Sementara di Desa Sesela dan Desa Sandik, pembuatan mural dilakukan sejak 23-26 Agustus 2021. Isi konten yang termuat dalam mural sendiri terdiri dari: 1) apa itu TBC, 2) bagaimana pengobatan TBC, 3) bagaimana pencegahan TBC, serta 4) etika batuk.
Proses pembuatan mural tidak hanya melibatkan para pelukis mural, tapi juga para kader dan masyarakat. Setelah mural ini selesai dibuat, meskipun sudah jadi tapi nantinya akan ada monitoring dan evaluasi mengenai kebermanfaatan mural ini. Berikut penjelasan dari Nuriyani selaku Senior Partnership and Governance Officer STPI “Kita tetap melakukan monitoring dan evaluasi itu. Apakah mural ini benar-benar memberikan manfaat ke masyarakat, tapi memang kalau untuk melihat seberapa besar peningkatan pengetahuan masyarakat setelah adanya mural itu agak susah ya untuk membuat ukurannya. Tapi kalau saya pribadi berpikirnya gini, kalo pingin melihat apakah itu menarik bagi masyarakat atau tidak, kita bisa lihat apakah setiap bulan ada orang yang minimal berhenti disitu terus membaca mural itu, seperti itu”.
Tanggapan masyarakat sekitar sangat antusias dengan diadakannya pembuatan mural ini karena merupakan hal baru bagi mereka. Harapan setelah dibentuknya mural ini adalah masyarakat semakin paham terkait TBC. Dengan melihat dan membaca mural yang cukup menarik, diharapkan sangat membantu masyarakat untuk memahami TBC dengan mudah.
Comentários