BCG Tak Cukup, Riset Vaksin M72 Jadi Keuntungan Besar bagi RI
- Stop TB Partnership ID

- 19 Nov
- 1 menit membaca

Memasuki uji klinis tahap 3, vaksin M72 tetap dibayangi tudingan "kelinci percobaan" di media sosial. Padahal, uji klinis ini berlangsung secara ketat dan terukur. Bahkan, penelitian menunjukkan vaksin M72 memiliki efektivitas 50% dalam mencegah perkembangan tuberculosis (TB) pada orang dewasa.
BCG memang sudah puluhan tahun dipakai di Indonesia, tapi proteksinya masih terbatas pada anak. Begitu seseorang tumbuh remaja hingga dewasa, efektivitasnya menurun dan kembali berisiko terkena TB.
Dewan Penasihat Stop TB Partnership Indonesia (STPI) Prof. Erlina Burhan mengatakan, "Cakupan vaksin BCG luas, 80-90%. Tapi tidak untuk remaja dan dewasa karena efektivitasnya hanya bertahan 10 tahun."
Karenanya, Prof Erlina menyambut baik keterlibatan Indonesia dalam uji klinis vaksin M72. Jika terbukti efektif, menurutnya, M72 akan benar-benar mengubah peta pengendalian TB di tanah air.
"Kita bisa punya posisi tawar yang baik untuk meminta ahli teknologi, pembuatan vaksin dibuat di dalam negeri. Jadi, Indonesia tidak berebut vaksin lagi seperti saat Covid-19," ujarnya dalam diskusi publik di Jakarta, 12 November 2025.
Alasan Indonesia Butuh Vaksin M72
Berdasarkan data Global TB Report 2025, terdapat 1,1 juta kasus TB baru di Indonesia dengan kematian mencapai 118.000 jiwa. Angka ini meningkat jika dibandingkan dengan laporan tahun lalu. Karena itu, kebutuhan akan vaksin yang efektif semakin mendesak.
Dilansir dari Detikhealth, dr Erlang Samoedro dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia memandang uji klinis terhadap manusia perlu dilakukan untuk memastikan efikasi sekaligus memantau efek samping. Jika ditemukan efek samping berat, maka uji klinis akan dihentikan.
Namun, dr Erlang belum puas dengan efikasi uji fase 2b yang masih ada di angka 50%. Dia berharap hasil fase 3 bisa lebih tinggi agar vaksin benar-benar mampu mengurangi beban TB di Indonesia.
















Komentar