Menular Melalui Udara, Tuberkulosis Perlu Menjadi Perhatian Nasional
Senin, 9 Desember 2019, Jakarta — Tuberkulosis (TBC) masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia. Setiap hari lebih dari 2.300 orang jatuh sakit karena TBC di Indonesia dan 250 jiwa meninggal akibat penyakit menular ini. Siapa pun rentan terpajan bakteri Mycobacterium Tuberculosis yang dengan mudah terhirup ketika seorang pasien TBC batuk, bersin, dan berbicara.
Ketua Dewan Pembina Stop TB Partnership Indonesia (STPI), Arifin Panigoro bersama beberapa tokoh masyarakat sipil penggiat kebijakan kesehatan dan TBC serta perwakilan Stop TB Partnership (Global); menemui Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo, pada Senin, 9 Desember 2019, di Istana Negara untuk menyampaikan pentingnya keterlibatan sektor-sektor di luar kesehatan dalam upaya mengakhiri TBC pada tahun 2030. Audiensi ini turut dihadiri oleh Pratikno (Menteri Sekretariat Negara), Muhadjir Effendy (Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan), dan Terawan Agus Putranto (Menteri Kesehatan).
Mewakili organisasi masyarakat sipil dan sektor swasta, Arifin Panigoro mengutarakan, “TBC adalah tantangan untuk pembangunan Indonesia karena 75% pasien adalah kelompok usia produktif. Jika tidak ditangani bersama-sama, penularan bakteri ini dapat semakin meluas dengan meningkatnya konektivitas dan urbanisasi.”
Lucica Ditiu, Direktur Eksekutif Stop TB Partnership (Global) menyampaikan, “Upaya Indonesia, sebagai negara dengan beban TBC tertinggi ke-3 di dunia, akan sangat berdampak pada upaya komunitas global mengakhiri TBC di tahun 2030. Kepemimpinan nasional yang kuat akan sangat menentukan keberhasilan itu.”
Kepemimpinan dalam mengatasi TBC memerlukan keterlibatan multi pihak selain sektor kesehatan karena membutuhkan pembiayaan yang berkelanjutan, perlindungan sosial, serta pengendalian infeksi di lingkungan kerja dan perumahan yang padat. Tuberkulosis merupakan salah satu indikator Standar Pelayanan Minimal yang perlu dicapai oleh Pemerintah Daerah. Namun, penanganan penyakit ini umumnya hanya menjadi perhatian sektor kesehatan.“Kami rasa sangat perlu untuk Kementerian/Lembaga lainnya terlibat, terutama Kementerian Dalam Negeri agar upaya multi-sektor mengatasi TBC di tingkat Nasional turut diimplementasikan di Daerah”, tambah Arifin Panigoro.
Menyadari besarnya masalah ini, seluruh lapisan masyarakat pun perlu terlibat dalam upaya eliminasi TBC. Dalam kunjungan ini, STPI didampingi oleh Raisis Arifin Panigoro (Ketua Umum Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia - PPTI), Diah Saminarsih (Pendiri Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives dan Penasihat Direktur Jenderal WHO bidang Gender dan Kepemudaan).
----
Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden