top of page
Single Post: Blog_Single_Post_Widget

STPI Presentasikan Upaya Pelibatan Komunitas Desa Siaga TBC Grujugan pada Konferensi INA-TIME Ketiga



JAKARTA – Pada gelar konferensi INA-TIME ketiga, Sabtu (21/8), Stop TB Partnership Indonesia (STPI) dengan diwakilkan oleh Field Officer Sumenep, Sukri R. Bintaro berhasil mempresentasikan abstrak hasil penelitian dengan tajuk “Community engagement and multisectoral collaboration in Desa Siaga TBC enhance the TBC promotion and prevention effort in Grujugan Village, Sumenep District, East Java” atau pelibatan komunitas dan kolaborasi multisektor Desa Siaga TBC untuk meningkatkan upaya promotif dan preventif tuberkulosis (TBC) di Desa Grujugan, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.


INA-TIME (Indonesia Tuberculosis International Meeting) merupakan kegiatan rutin tahunan yang pada tahun 2021 ini merupakan kali ketiga diselenggarakan di Indonesia. Semenjak pandemi COVID-19, penyelenggaraan INA-TIME berubah menjadi konferensi virtual sejak tahun 2020 lalu. Di tahun ini, Subdirektorat TBC Kementerian Kesehatan RI bersama dengan Jejaring Riset TBC Indonesia (JetSet TB) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menggandeng Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran sebagai universitas penyelenggara. Kegiatan ini masih berlangsung mulai dari 18-29 Agustus 2021.


Video Presentasi STPI di INATIME (jam ke 4:13:32)


Pada kesempatan ini, STPI membawakan paparan yang termasuk pada beberapa topik, antara lain pendekatan komperehensif untuk pencegahan TBC, penguatan dan perluasan jejaring riset TBC dan inovasi serta riset translasional untuk eliminasi TBC khususnya di Kabupaten Sumenep. Adapun tim penyusun yang terlibat dalam riset ini antara lain Sukri, Lukman Hakim, Nuriyani, Nurliyanti, Indro Laksono, dan Henry Diatmo.


“Sejumlah 127 orang di Desa Grujugan kami berikan serangkaian intervensi termasuk pengembangan kapasitas 20 orang kader, promosi kesehatan dan penguatan advokasi mulai dari bulan Maret-Juni 2021. Hasilnya, kader yang berpartisipasi aktif dapat menemukan 4 kasus baru dari 139 orang yang di IK (Investigasi Kontak). Kegiatan advokasi yang dilakukan juga menghasilkan perencanaan strategis penanggulangan TBC Desa yang telah dilegalisasi melalui regulasi desa.” Sukri menjelaskan dalam paparannya.


Dari paparan yang disampaikan oleh STPI, dapat dijadikan pelajaran bahwa keterlibatan masyarakat lokal, pembentukan dan peningkatan pendidikan tentang masalah kesehatan yang relevan serta stimulasi perubahan perilaku terkait kesehatan membuat masyarakat menjadi semakin memahami bahaya suatu penyakit dan dapat menjadi mandiri.


Hal ini juga menghasilkan kegiatan positif lainnya seperti peningkatan temuan kasus, peningkatan kesadaran masyarakat tentang TBC, dan tersedianya pengobatan yang efektif. Sehingga penting untuk menyampaikan inisiatif tersebut kepada pemerintah di pusat dan daerah dalam menyelenggarakan kegiatan berbasis masyarakat. Agar supaya seluruh pemangku kepentingan dapat terlibat dan memberikan dukungan politik dan finansial.


Pemaparan upaya Desa Siaga TBC di Grujugan dalam gelaran INA-TIME ini diharapkan akan menjadi percontohan bagi desa-desa lain sebagai Desa Siaga yang dibangun dengan penguatan organisasi lokal, sumber daya manusia, pengelolaan TBC, perencanaan anggaran, dan partisipasi masyarakat dalam meningkatkan penemuan kasus dan pencegahan TBC. Lebih lanjut, Desa Siaga TBC ini telah mendorong Pemerintah Desa untuk menjadikan isu TBC sebagai salah satu fokus mereka.


Abstract STPI 3rd INATIME
.
Download • 116KB
Presentation STPI 3rd INATIME
.
Download • 966KB

46 tampilan0 komentar

Artikel Lainnya

Artikel Terbaru

bottom of page