top of page
Single Post: Blog_Single_Post_Widget

Penting untuk Pasien TBC: Periksa Fungsi Pendengaran Secara Berkala Yuk!


World Health Organization - World Hearing Day 2021

Tuberkulosis Multidrug Resistant (TB MDR) merupakan penyakit TBC yang resistan terhadap Obat Anti Tuberkulosis (OAT) lini pertama yaitu isoniazid dan rifampisin yang lebih sering kita kenal dengan TBC resistan obat (TBC RO). Pengobatan TBC RO memerlukan waktu yang lebih lama daripada pengobatan TBC lini pertama, yaitu sekitar 18-24 bulan. Karena bakterinya sudah menjadi resistan, perlu paduan obat lain yang lebih kompleks pada OAT lini kedua salah satunya yaitu kanamisin. OAT ini diberikan melalui injeksi pada pengobatan TBC RO tahap awal. Sayangnya terapi ini berisiko untuk terjadinya gangguan fungsi telinga dan sistem keseimbangan tubuh sehingga menyebabkan penurunan pendengaran permanen.


Saya pernah mengalami gangguan pendengaran setelah berobat TBC RO.”

Dari penelitian yang dilakukan di poliklinik TB MDR Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung pada Januari – 31 Desember 2013, didapatkan 15 dari 73 pasien TBC mengalami perubahan pada fungsi pendengaran yang mulai dirasakan paling banyak pada bulan ke-3 pengobatan. Sering kali curahan hati pasien TBC RO hadir ke kotak masuk media sosial Stop TB Partnership Indonesia (STPI), mereka mengatakan pernah mengalami gangguan pendengaran pasca berobat TBC. Namun tetap tidak mematahkan semangat mereka dalam menyelesaikan pengobatan.


Untuk deteksi dini gangguan pendengaran pada orang dengan TBC RO penting untuk melakukan monitoring fungsi pendengaran pada masa pengobatan. Selain itu monitoring juga dilakukan sebagai intervensi fungsi pendengaran apabila sudah timbul gangguan. Setelah tercapai kedua tujuan itu maka dilakukan konseling, strategi komunikasi dan pemakaian alat bantu dengar untuk pasien TBC RO. Deteksi dini penting dilakukan untuk para dokter mengevaluasi pemberian terapi dalam meminimalisasi atau mencegah gangguan pendengaran. Maka dari itu, penting untuk selalu memonitor pendengaran pasien TBC RO pada saat mereka pengobatan.

Apa yang harus dilakukan ketika merasa pendengaran terganggu? Pertama, segera lapor ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk memastikan penyebab gangguan pendengaran tersebut. Bisa jadi karena efek samping obat namun juga bisa tidak. Kedua, konsultasikan pada dokter untuk tindakan yang harus dilakukan selanjutnya. Hal ini penting untuk keberlanjutan terapi OAT yang sedang dikonsumsi pasien. Ketiga yang paling penting adalah tidak menghentikan konsumsi obat (atas kehendak sendiri) sebelum berkonsultasi dengan dokter apabila mengalami gangguan pendengaran.


Memperingati Hari Kesehatan Telinga dan Pendengaran Nasional pada hari ini 3 Maret 2021, mari kita wujudkan pelayanan kesehatan untuk semua termasuk skrining, rehabilitasi dan komunikasikan gangguan yang dialami oleh fungsi pendengaran. Setiap orang dengan risiko gangguan pendengaran salah satunya pasien TBC harus memeriksakan fungsi pendengarannya secara berkala dan setiap orang yang telah mengalami gangguan pendengaran harus periksakan diri ke layanan kesehatan. Karena fungsi pendengaran dan komunikasi yang baik penting di setiap lini kehidupan.



 

Sumber:

Ditjen P2P, Kemenkes RI, 2014. Petunjuk Teknis Manajemen Terpadu Pengendalian Tuberkulosis Resistan Obat.

WHO, 2021. World Hearing Day 2021. Akses di https://www.who.int/campaigns/world-hearing-day/2021. Diakses pada 3 Maret 2021.

Yulianti, Sally Mahdiani, 2015. Gangguan Pendengaran Penderita Tuberkulosis Multidrug Resistant. ORLI Vol. 45 No. 2 Tahun 2015

184 tampilan0 komentar

Artikel Lainnya

Artikel Terbaru

bottom of page