Pemkab Lombok Barat dan STPI Bersama Luncurkan Desa Siaga TBC di Desa Sandik
LOMBOK BARAT – Pada Jumat (26/3), Pemerintah Desa Sandik, Kecamatan Batu Layar secara resmi menobatkan dan meluncurkan Desa Sandik sebagai Desa Siaga Tuberkulosis (TBC). Kegiatan ini didukung oleh Stop TB Partnership Indonesia (STPI) dan dihadiri oleh Dinas Kesehatan, Kepala Puskesmas, camat, lembaga desa serta tokoh-tokoh masyarakat desa.
Dilaksanakan di Balai Desa Sandik, kegiatan ini dibuka dengan pembacaan Surat Keputusan Kepala Desa tentang struktur kepengurusan Desa Siaga TBC oleh Sekretaris Desa Sandik, Muaeni. Kemudian dilanjutkan dengan pelantikan dan pengukuhan Tim Desa Siaga TBC oleh Kepala Desa Sandik, H. Abdul Rahman.
“Kami berharap kepada para pengurus Desa Siaga TBC dengan sungguh-sungguh dapat melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing. Kami juga turut mengharapkan bimbingan dari Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala Puskesmas Meninting serta kerjasama masyarakat agar kita dapat bersama menuntaskan permasalahan TBC melihat banyaknya kasus TBC di Desa Sandik, Kecamatan Batu Layar.” ungkap H. Abdul Rahman dalam sambutannya.
Di Kabupaten Lombok Barat, diperkirakan terdapat orang dengan TBC sejumlah 2.513 orang pada tahun 2020, namun yang ditemukan hanya sejumlah 763 orang. Hal ini menunjukkan bahwa angka temuan kasus di Kabupaten Lombok Barat berada pada kisaran 30,36% sehingga masih banyak kasus terduga TBC yang belum ditemukan dan berpotensi untuk memberikan penularan pada masyarakat.
“Harapannya, dari pembentukan Desa Siaga TBC pertama di Desa Sandik ini dapat menjadi praktik baik sehingga ke depannya bagaimana desa-desa lain juga dapat mengambil langkah sama dengan membentuk Desa Siaga TBC agar penanganan TBC lebih masif di Lombok Barat.” tutur Ibu Hj. Ni Made Ambaryati selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat dalam sambutannya yang dilanjutkan dengan memukul gong sebagai tanda peresmian Desa Siaga TBC di Desa Sandik.
Peluncuran ini merupakan acara final dari rangkaian kegiatan Desa Siaga TBC di Desa Sandik mulai dari sosialisasi pada tanggal 22-23 Maret yang kemudian dilanjutkan dengan pembentukan desa siaga pada tanggal 24-25 Maret. Pemilihan desa siaga ini dilakukan oleh STPI berdasarkan atas beberapa hal antara lain: (1) beban TBC di desa cukup tinggi (2) Komitmen pemerintah desa untuk terlibat dalam proses pelaksanaan program dan keberlanjutannya (3) pertimbangan Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat.
Dengan adanya pembentukan Desa Siaga TBC ini selain meningkatkan kesadaran dan kapasitas pengetahuan masyarakat tentang TBC juga diharapkan dapat menguatkan komitmen lintas sektor dan kepemimpinan desa dalam pencegahan serta pengendalian TBC.
Comments