top of page
Single Post: Blog_Single_Post_Widget

Heboh! Dari Vaksin TBC sebagai Syarat Terbang hingga Lahirnya Kampung TBC di Jakarta, Berikut Fakta Sebenarnya


Beberapa waktu lalu media sosial digegerkan dengan isu hoax atau misinformasi yang muncul tentang TBC. Pesan keliru ini muncul karena pro dan kontra tentang uji klinis fase 3 vaksin TBC. Sayangnya sebagian besar masyarakat mudah mempercayai hoax tersebut sehingga  membuat kementerian kesehatan mengklarifikasi kebenarannya.


  1. Vaksin TBC menjadi syarat penerbangan


Faktanya TIDAK ADA aturan tentang kewajiban vaksin TBC untuk naik pesawat baik penerbangan internasional dan domestik. Sebelumnya ada salah satu unggahan di media sosial yang menyatakan bahwa penumpang pesawat wajib divaksin TBC. Narasi yang dibuat adalah “Semua penumpang yang akan naik pesawat agar sudah divaksin TBC dan menunjukkan surat vaksin. Tujuannya untuk mencegah penyebaran lewat udara” dengan mengunggah foto Menkes Budi Gunadi Sadikin saat diwawancara oleh wartawan.


Kemudian pesan tersebut diklarifikasi oleh akun X resmi Kemenkes bahwa tidak ada aturan wajib vaksin TBC untuk naik pesawat. Kemenkes juga mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dalam menyerap informasi yang beredar.

Saat ini vaksin TBC sudah ada yang memasuki tahap uji klinis fase 3, salah satunya yaitu M72. Artinya vaksin ini belum rampung dan diperkirakan akan selesai di tahun 2028. Adapun vaksin TBC saat ini yang sudah digunakan sejak lama adalah BCG, namun vaksin ini hanya diberikan pada usia anak-anak. Saat dewasa efektivitas vaksin ini menurun sehingga orang dewasa sangat memerlukan perlindungan dari vaksin TBC. Namun hingga saat ini belum ada vaksin TBC dewasa yang sudah rampung dan diberikan ke masyarakat. Vaksinnya aja belum jadi, apalagi aturan penerapannya, jadi vaskin TBC menjadi syarat penerbagngan, tidak benar ya ges.


  1. Sebanyak 274 RW di Jakarta Berstatus Siaga TBC


Pemberitaan ini bukan tentang hoaks namun tentang pemilihan kata yang kurang tepat sehingga menimbulkan sentimen negatif kepada masyarakat. Pemilihan kata yang salah dan menimbulkan persepsi buruk ini disebut sebagai misleading information atau informasi yang menyesatkan. 


Banyak awak media yang menerbitkan pemberitaan tentang “274 RW di Jakarta Berstatus Siaga TBC”, hal ini menafsirkan bahwa ada banyak wilayah di Jakarta yang terserang TBC sehingga dicap sebagai daerah yang darurat TBC. Hal ini merugikan sebagian pihak karena menimbulkan polemik negatif pada wilayah Jakarta tersebut. 

Penjelasan dari Kepala Dinkes DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, menyebutkan bahwa saat ini mereka tengah mengembangkan program “Kampung Siaga TBC”. Kata “siaga” disini bukan menunjukkan kedaruratan atau keparahan tetapi sebaliknya yang bermakna kesiapsiagaan dan kewaspadaan warga dalam penyebaran TBC. 


Di Jakarta terdapat 274 RW yang siap melaksanakan kampung siaga TBC dengan harapan dapat mengoptimalkan upaya pengendalian maupun pencegahan TBC di wilayah tersebut. Konsep program ini akan difokuskan pada pemberdayaan komunitas di tingkat RW dengan kegiatan edukasi, skrining aktif, pendampingan pengobatan dan psikososial hingga investigasi kontak secara aktif. 


Keberhasilan program ini akan bergantung pada keaktifan warga setempat dan kesiapan wilayahnya. Kepala Dinkes juga menargetkan penemuan kasus TBC di tahun 2025 sebanyak 70.387 kasus TBC sehingga upaya pengendalian TBC perlu berbasis wilayah dan komunitas. 


  1. TBC dapat menular lewat chemtrail pesawat

Informasi hoaks ini banyak beredar di X dan facebook. Unggahan pesan yang dipublikasikan tersebut mencuat lantaran efek domino dari vaksin TBC yang sempat ramai. 


Pesan yang disampaikan berbunyi: 


Selalu Perhatikan Langit Kita...Chemtrail / racun di Sebar , ga lama batuk2 , pilek , meriang , klo dlu di Vonis c19 , skrg bakal di vonis TBC ...Ada gejala ga ada gejala Kalian di Vonis TB… Jauh kan diri dari RUMAH SAKIT , PUSKESMAS , Isoman Jauh lebih amankan nyawa kita..Ingat dlu 99% yg Meninggal di COVID kan , semua Wafat di RUMAH SAKIT...!!! think smart


Pesan ini sambil menampilkan pesawat yang mengeluarkan jejak putih di langit (chemtrail). Dugaan tersebut dapat menularkan TBC karena anggapan bahwa chemtrail merupakan zat berbahaya yang dapat menimbulkan gejala batuk, pilek, demam yang dianggap sebagai gejala TBC.


Namun informasi ini telah dilaporkan sebagai informasi palsu. Penyebaran TBC bukan lewat chemtrail, namun lewat udara melalui percikan batuk maupun dahak pasien TBC aktif. Sehingga tidak benar jika penularan TBC ditularkan lewat chemtrail.


Dari ketiga informasi ini, diharapkan masyarakat lebih berhati-hati dalam menerima pesan di media sosial. Selain itu, diimbau agar tidak mudah mempercayai pesan yang belum tentu valid kebenarannya. 


Artikel Lainnya

Artikel Terbaru

HUBUNGI KAMI

Klinik JRC-PPTI, Jl. Sultan Iskandar Muda No.66A Lt 3, Kby. Lama Utara, Kec. Kby. Lama, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12240

Telp: +62 852-8229-8824

  • Instagram
  • twitter
  • facebook
  • Youtube
bottom of page