top of page
Single Post: Blog_Single_Post_Widget

Ini Alasan Mengapa Minum Obat TBC Gak Boleh Putus dan Harus Dihabiskan


(Obat Anti tuberkulosis OAT)

Minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin ya Sobat STPI, semoga kita selalu diberi kesehatan dan kemudahan dalam segala urusan. Bulan Ramadhan sudah berakhir nih Sobat STPI. Meski begitu, vibes semangat Ramadhan masih terasa di masyarakat, hal ini terbukti dari arus mudik yang cukup ramai. Bertemu dengan keluarga adalah hal yang berharga dan menyenangkan, termasuk bagi pasien Tuberkulosis (TBC) yang sedang menjalani pengobatan.


Walaupun bulan Ramadhan sudah usai, bukan berarti minum obat TBC pun usai. Pengobatan TBC dijalankan tergantung dari jenis TBC-nya, untuk TBC Sensitif Obat (SO) memakan waktu minimal 6-12 bulan pengobatan dengan masa intensif 2 bulan di awal dan 4 bulan masa lanjutan. Sementara TBC Resisten Obat (RO) bisa mencapai hampir 24 bulan, walaupun ada mekanisme regimen BPaL yang hanya 6 bulan lamanya, namun masih belum menjadi program pemerintah.


Minum obat TBC tidak seperti minum obat pada umumnya. Mengapa? TBC sendiri disebabkan oleh bakteri bernama Mycobacterium tuberculosis (MTB) yang bisa muncul saat pasien TBC batuk dan bersin sehingga mengeluarkan droplet ke udara. Dikarenakan penyebabnya adalah “bakteri” maka pengobatan tidak boleh putus. Bakteri MTB tergolong pintar karena disaat seseorang berhenti minum Obat Anti Tuberkulosis (OAT) maka bakteri tersebut akan mengalami mutasi kromosom, sehingga akan terjadi perubahan kode protein dalam gen yang menyebabkan bakteri TBC jadi lebih kuat (Martin A & Palomino JC, 2014).


Jika pasien TBC berhenti minum obat, karena MTB sudah mengenali cara kerja OAT yang sebelumnya, bakteri tersebut akan melawan OAT sesuai pertahanan yang baru. Proses ini membuat bakteri MTB menjadi resisten atau kebal terhadap obat yang sebelumnya diminum sehingga Ia akan bangkit kembali dan menginfeksi paru-paru yang pada akhirnya menimbulkan gejala yang lebih parah, termasuk batuk berdarah. Apabila sudah menjadi resisten, diperlukan obat dengan tingkat dosis yang lebih tinggi agar lebih kuat melawan pertahanan baru dari bakteri MTB. Resikonya adalah pengobatan akan semakin lama dan efek samping obat yang cukup berat. Oleh sebab itu, sebaiknya orang dengan TBC tidak putus minum obat untuk menghindari terjadinya resisten obat, mencegah penularan terhadap orang lain, dan mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat penyakit ini.


Pasien perlu berkonsultasi dengan dokter yang menanganinya tentang cara minum OAT. Biasanya pasien akan diarahkan minum obat setiap hari untuk masa intensif 2 bulan pertama di jam yang sama. Misalnya, minum di jam 9 pagi dengan kondisi perut yang tidak terlalu kosong dan tidak terlalu kenyang, begitupun di hari selanjutnya harus di jam 9 pagi. Apabila ingin mengganti waktu, maka pasien harus konsisten meminum obat di jam yang sama. Sementara pengobatan di masa lanjutan, biasanya akan diarahkan minum selama 3x seminggu, namun hal ini perlu dikonsultasikan dengan dokter agar tepat dosis dan tepat waktu minum obatnya.


Perlu diingat kembali ya Sobat STPI, bahwa minum obat TBC tidak boleh putus dan harus dihabiskan. Sebagai pendamping pasien atau ada teman maupun kerabat yang sedang menjalani pengobatan TBC, kita harus mendukung agar tetap semangat menjalani pengobatan. Perhatian kecil yang diberikan akan sangat berarti bagi pasien TBC untuk bisa menjadi alasan mereka agar sembuh dari sakit yang dialami.


8.801 tampilan0 komentar

Artikel Lainnya

Artikel Terbaru

bottom of page