top of page
Single Post: Blog_Single_Post_Widget

Heboh! Ada 81 Ribu Kasus TB Ditemukan di Jawa Barat. Baik atau Buruk Ya?

Ilustrasi Hasil X-Ray
Ilustrasi Hasil X-Ray

Pada Senin, 17 November 2025 lalu wakil Menteri Kesehatan RI, dr. Benjamin Paulus Octavianus, Sp.P, FISR, menemui Gubernur Dedi Mulyadi perihal kasus TB di Jawa Barat. Bukan penghargaan atau pujian yang didapat namun pengingat bahwa Jawa Barat merupakan daerah dengan estimasi kasus TB tertinggi di Indonesia. 


Dalam 5 bulan awal tahun ini, telah ditemukan 81.864 kasus TB dan hal ini masih jauh dari 234.280 kasus TB yang diestimasikan. Artinya baru ditemukan 34,9% kasus TB di Jawa Barat dari Januari-Mei 2025. Namun, data  tersebut belum diperbaharui hingga November ini. 


Menurut laporan Kemenkes RI, per 16 November 2025 diketahui temuan kasus TB di Jawa Barat telah mencapai 80,9% atau setara 189.532. Angka tersebut sudah melampaui target nasional temuan kasus TB di Indonesia (67%). Namun, bukan berarti Jawa Barat bisa berleha-leha dengan angka tersebut karena terdapat beberapa PR yang harus diselesaikan. 


Masih ada sekitar 45 ribuan kasus TB yang harus ditemui di tahun 2025. Ditambah angka memulai pengobatan pada pasien TB SO juga masih dibawah target nasional yaitu 91,5% dari 95%, bahkan TB RO baru 71,8% dari 95% targetnya. Artinya kasus TB yang sudah ditemui tidak semua langsung memulai pengobatan, bahkan yang berhasil sembuh hanya 80% untuk TB SO dan 57% untuk TB RO.


Merespon angka tersebut, Stop TB Partnership Indonesia (STPI) sedang berupaya untuk menjalankan program skrining massal menggunakan X-Ray di beberapa tempat. Diantaranya adalah Kabupaten Bogor, Kabupaten Bandung, Tasikmalaya, dan Sukabumi. Kegiatan ini mendukung program nasional Active Case Finding (ACF) dengan menargetkan kontak serumah maupun kontak erat pasien TB. 


Salah satu kendala utama program ACF nasional adalah mesin X-Ray yang tidak semua wilayah terfasilitasi. Sehingga STPI berupaya untuk membantu mendukung program tersebut. 


“Nantinya kalau sudah ada koordinasi baik dengan dinas kesehatan terkait, kami akan melakukan ACF di beberapa puskesmas dengan jadwal harian”  jelas dr. Henry Diatmo selaku Direktur Eksekutif STPI. Tak hanya ACF, namun juga Investigasi Kontak (IK) yang menyasar orang serumah dengan pasien TB untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.


“Kalau pasien TB udah ditemukan, maka orang sekitar yang berinteraksi sama pasien harus diperiksa. Bukan pake skrining gejala lagi, tapi pakai X-Ray yang kami fasilitasi” tambah dr. Henry. 


Kegiatan ini masih dalam tahap awal koordinasi dengan dinas kesehatan terkait, sehingga masih perlu dukungan semua pihak untuk menyukseskannya. Harapannya program ini bisa berjalan dengan baik dan bisa memberikan kontribusi pada negara.


Artikel Lainnya

Artikel Terbaru

HUBUNGI KAMI

Klinik JRC-PPTI, Jl. Sultan Iskandar Muda No.66A Lt 3, Kby. Lama Utara, Kec. Kby. Lama, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12240

Telp: +62 852-8229-8824

  • Instagram
  • twitter
  • facebook
  • Youtube
bottom of page