top of page
Single Post: Blog_Single_Post_Widget

Penguatan Advokasi Forum Kemitraan Tuberkulosis


Mitra organisasi masyarakat sipil (CSO) dalam Forum Kemitraan Tuberkulosis berkumpul pada Rabu, 25 September 2019, untuk menggagas konsep advokasi kebijakan secara kolektif.

Setiap hari lebih dari 2000 orang di Indonesia jatuh sakit karena Mycobacterium Tuberculosis (M. Tb) yang sudah hidup ribuan tahun. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular langsung antara manusia dan manusia yang paling mematikan di Indonesia, dengan 300 jiwa meninggal setiap harinya. TBC menular dengan mudah ketika partikel dahak dari pasien TBC aktif dihirup oleh orang-orang di sekitarnya.

Pada tahun 1950-an, dengan perkembangan ilmiah dan pembangunan sosial, obat anti TBC berhasil menurunkan angka kejadian penyakit ini, namun, di abad ke-21 justru kemajuan global dalam memerangi penyakit ini berjalan lambat dan tidak merata. Epidemi TBC semakin sulit diperangi karena komorbiditas dengan HIV/AIDS dan Diabetes Mellitus maupun tantangan sosial seperti kemiskinan, akses, kondisi perumahan yang padat dan lembab, serta gizi buruk.

Dalam konteks yang lebih luas, TBC merupakan permasalah sosial, ekonomi dan politis seperti yang dideklarasikan oleh para pemimpin Negara di Sidang Umum PBB, 26 September 2018. Oleh karena itu, memerangi TBC menjadi permasalahan untuk berbagai pemangku kepentingan di beragam sektor non-kesehatan.

Stop TB Partnership Indonesia bermaksud untuk menginisiasi pelibatan anggota parlemen di Indonesia dengan dukungan teknis Global TB Caucus. Anggota parlemen adalah mitra strategis untuk memperkuat upaya lintas sektor untuk mencapai target eliminasi TBC 2030 karena DPR RI bertugas dan memiliki wewenang terkait fungsi legislasi, fungsi anggaran, fungsi pengawasan serta menerima dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat.

Sebagai langkah awal memulai kemitraan baru ini, STPI berhasil mendapat dukungan multi-pihak dari organisasi masyarakat sipil di tingkat nasional untuk melakukan advokasi kebijakan terkait TBC secara kolektif. Pertemuan dibuka oleh Heny Akhmad, Direktur Eksekutif STPI, dan sambutan dari Arifin Panigoro, Ketua Dewan Pembina STPI, yang menggarisbawahi pentingnya pelibatan semua pihak, termasuk parlemen, untuk menutup kesenjangan dalam pendanaan program.

Kegiatan dilanjutkan dengan paparan 1) dr. Imran Pambudi, MPHM selaku Kepala Subdirektorat Tuberkulosis tentang "Mendorong Sinergitas Lintas Sektor dan Multi-Pihak di Tingkat Nasional", dan 2) Tushar Nair, Manajer Wilayah Asia Pasifik Global TB Caucus tentang "Peran dan Struktur Global TB Caucus".

Para anggota organisasi masyarakat yang berkumpul juga dibagi menjadi 3 kelompok diskusi untuk menggali tiga isu advokasi kebijakan yang menjadi kepentingan CSO TB yaitu: 1) Advokasi kebijakan untuk keberlanjutan pendanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan TBC, 2) Advokasi kebijakan untuk memperkuat promosi dan pencegahan TBC, dan 3) Advokasi kebijakan untuk perlindungan sosial pasien TBC resisten obat. Rangkuman presentasi dari masing-masing kelompok telah dipetakan untuk internal forum dan akan menjadi bahan diskusi lebih lanjut oleh working group advokasi forum yang akan dibentuk. Dalam pertemuan ini juga disepakati proses kolaborasi lintas organisasi masyarakat dalam merencanakan aksi advokasi kebijakan untuk parlemen akan difasilitasi oleh STPI.

Baca detil pertemuan di notulensi.


621 tampilan0 komentar

Artikel Lainnya

Artikel Terbaru

bottom of page