top of page
Single Post: Blog_Single_Post_Widget

Menuju Indonesia Bebas TB Tahun 2050


Dalam rangka Hari TB Sedunia yang diperingati setiap tanggal 24 Maret yaitu tanggal ditemukan Mycobacterium tuberculosis (kuman penyebab Tuberkulosis) oleh Robert Koch tahun 1882, diselenggarakan Simposium Nasional di Jakarta tanggal 28 Maret 2015.

Simposium diikuti sekitar 1200 peserta dari jajaran lintas sektor pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah serta seluruh lapisan masyarakat, termasuk organisasi profesi, lembaga sosial kemasyarakatan diantaranya Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Pusat, PPTI Wilayah DKI Jakarta dan PPTI Cabang Kota Depok, Forum Stop TB Partnership Indonesia (FSTPI), serta mitra Internasional, dibuka Menteri Kesehatan RI Prof. Dr. Nila F. Moeloek.

Dalam sambutannya Prof. Dr. Nila F. Moeloek, menyatakan tema Hari TB di tingkat global adalah Reach three million, a TB test, treatment and cure for all dan di tingkat nasional adalah Bebas TB, Indonesia Sehat dan Hebat.

“Tema di tingkat global tersebut mengingatkan kita akan pentingnya upaya untuk menjangkau, memeriksa, dan mengobati sekitar 3 juta penderita TB yang belum terjangkau program TB di seluruh dunia. Pada dasarnya tema nasional menyampaikan pesan yang sama yaitu untuk membebaskan Indonesia dari TB dengan menemukan dan mengobati seluruh penderita TB di tanah air”, ujar Menkes.

Tema global dan tema nasional sangat relevan dengan Visi, Misi dan 9 Program atau Nawa Cita Pemerintah dewasa ini yang antara lain mengamanatkan agar menghadirkan negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara. Dalam konteks TB adalah menyelamatkan bangsa dan negara dari Penyakit TB, jelas Menkes.

Dikatakan, pencapaian indikator Millennium Development Goals atau MDGs untuk pengendalian TB cukup memuaskan bahkan telah tercapai sejak tahun 2010. Sebab, Indonesia telah berhasil menurunkan insidens, prevalens, dan angka kematian akibat TB.

Insidens TB berhasil diturunkan sebesar 45%, yaitu 343 per 100.000 penduduk tahun 1990 menjadi 189 per 100.000 penduduk tahun 2010. Prevalensi TB telah diturunkan sebesar 35%, yaitu 443 per 100.000 penduduk tahun 1990 menjadi 289 per 100.000 penduduk tahun 2010. Sedangkan, angka kematian TB berhasil kita turunkan sebesar 71%, yaitu 92 per 100.000 penduduk tahun 1990 menjadi 27 per 100.000 penduduk tahun 2010. Sasaran yang harus dicapai adalah menurunkan angka kesakitan dan angka kematian akibat TB menjadi setengahnya di tahun 2015 jika dibandingkan dengan tahun 1990.

Pada kesempatan tersebut, Menkes menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada seluruh jajaran lintas sektor pemerintah di tingkat pusat dan daerah serta seluruh lapisan masyarakat termasuk organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat, dan mitra internasional yang telah menyukseskan pengendalian TB di tanah air.

Diharapkan, dukungan ini terus dilanjutkan dan makin ditingkatkan di masa mendatang agar kita benar-benar dapat mewujudkan cita-cita Indonesia Bebas TB tahun 2050, ujar Menkes.

Menkes menegaskan, apresiasi Sekjen PBB Ban Ki Moon pada pengendalian TB di Indonesia tahun 2012 dan Champion Award for Exceptional Work in the Fight Againts TB dari Global Health USAID pada Pemerintah Indonesia tahun 2012, semakin mendorong kita untuk bekerja keras, bekerja cerdas, dan bekerja tuntas menyelesaikan masalah TB di Indonesia. Utamanya dalam meningkatkan cakupan dan kualitas pengendalian TB serta meningkatkan akses masyarakat pada pengendalian TB.

Dalam pengendalian TB, pemerintah memasukkan pelayanan tatalaksana TB di rumah sakit sebagai salah satu syarat akreditasi. Bekerjasama dengan PB IDI melakukan Sertifikasi TB untuk Dokter Praktek Mandiri melalui pelatihan agar mampu melaksanakan tatalaksana TB sesuai standar. Selain itu, bekerjasama dengan lintas sektor terkait seperti Kementerian Pertahanan untuk memperluas cakupan pelayanan TB yang berkualitas di daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan.

Dengan upaya-upaya tersebut, diharapkan tatalaksana TB di seluruh Indonesia benar-benar dilaksanakan hanya oleh tenaga kesehatan yang kompeten dan terlatih untuk menghindarkan berbagai dampak negatif, seperti resistensi obat TB yang berakibat terjadinya TB Multiple Drug Resistant (MDR). Di samping itu, pemahaman masyarakat tentang pentingnya mendapatkan pengobatan TB dari fasilitas pelayanan kesehatan yang kompeten juga harus ditingkatkan.

Menurut Menkes, Indonesia juga menghadapi tantangan TB-MDR, TB-HIV, TB-Rokok, dan TB Diabetes Mellitus. Untuk itu, pemerintah telah melakukan langkah dan upaya antara lain dengan tehnologi mutakhir dalam diagnosis TB seperti tes cepat atau Rapid Test TB Diagnosis. Dengan teknologi ini, kasus TB termasuk TB MDR dan TB HIV dapat lebih cepat didiagnosis, sehingga lebih cepat diobati. Dewasa ini, pemerintah telah memanfaatkan tehnologi mutakhir ini di 28 provinsi dan akan diperluas ke seluruh provinsi di masa mendatang.

Selain Simposium, peringatan Hari TB Sedunia juga dimeriahkan kegiatan pameran dari berbagai instansi termasuk dari lembaga sosial kemasyarakatan diantaranya PPTI dan Forum Stop TB Partnership Indonesia (FSTPI) serta mitra internasional.

Berita ini disiarkan oleh Pengurus Pusat Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI). Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-7397494 atau alamat e-mail PPTI : ppti66@yahoo.com.

Simposium Nasional di hotel Ritz Carlton Jakarta tanggal 28 Maret 2015 yang diikuti sekitar 1200 peserta dari jajaran lintas sektor pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah serta seluruh lapisan masyarakat, termasuk organisasi profesi, lembaga sosial kemasyarakatan

Menkes RI Prof. Dr. Nila F. Moeloek mengunjungi stand pameran PPTI diterima Ketua Umum BPP-PPTI Ny. Raisis Arifin Panigoro dan Sekum BPP-PPTI Drg. Mariani Reksoprodjo pada acara Simposium Nasional TB Day, 28 Maret 2015 di hotel Ritz Carlton Jakarta

Menkes RI Prof. Dr. Nila F. Moeloek sedang melihat-lihat media penyuluhan ketika mengunjungi stand pameran PPTI pada acara Simposium Nasional TB Day, 28 Maret 2015 di hotel Ritz Carlton Jakarta

Menkes RI Prof. Dr. Nila F. Moeloek mengunjungi stand pameran FSTPI diterima Ketua FSTPI Bapak Arifin Panigoro pada acara Simposium Nasional TB Day, 28 Maret 2015 di hotel Ritz Carlton Jakarta

Peserta Simposium Hari TB Sedunia sedang mengunjungi stand PPTI pada acara Simposium Nasional TB Day, 28 Maret 2015 di hotel Ritz Carlton Jakarta

Stand PPTI dan FSTPI sedang dikunjungi peserta pada acara Simposium Nasional TB Day, 28 Maret 2015 di hotel Ritz Carlton Jakarta.

75 tampilan0 komentar

Artikel Lainnya

Artikel Terbaru

bottom of page