top of page
Single Post: Blog_Single_Post_Widget

JRC-PPTI Adakan Penyuluhan Kepada Kader PMO


Berita Pers

No.06.06.488.A.2013

Jakarta, 1 Oktober 2013.

Selain berfungsi sebagai pusat pelayanan penyakit paru dan pernapasan, Pusat Pelayanan Penyakit Paru dan Pernapasan (Jakarta Respiratory Centre) PPTI juga menjalankan kegiatan penyuluhan kepada pasien dan keluarganya maupun kader pengawas menelan obat (PMO).Penyuluhan dimaksudkan agar para pasien, keluarga pasien dan PMO memahami bahwa penyakit TB adalah penyakit menular yang dapat disembuhkan asalkan berobat secara teratur sampai tuntas minimal 6 bulan.Karena lamanya pengobatan penyakit TB, maka diperlukan PMO agar pasien patuh berobat sampai sembuh.

Berkaitan dengan hal itu, JRC-PPTI melakukan penyuluhan secara rutin setiap 3 bulan sekali.Penyuluhan yang diadakan tanggal 30 September 2013 di diikuti 150 peserta bertempat di Aula Serbaguna Kantor PPTI Pusat, Jl. Sultan Iskandar Muda 66 A Jakarta Selatan.Nara sumber pada acara tersebut adalah Dr. Temmasonge R.Pakki, Sp.P salah seorang dokter ahli paru JRC-PPTI dan sekarang menjabat Direktur Utama RS Paru Rotinsulu Bandung tentang Tuberkulosis dan Dr. Henry Diatmo, Ketua Badan Pelaksana BPP-PPTI tentang TB HIV.

Menurut dr. Temmasonge, penyakit tuberkulosis (TB) dahulu disebut TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberkulosisa taubaksil TB. Kuman ataubaksil TB dapat menyerang organ paru dan organ tubuh lainnya.Oleh karena itu penyakit TB ada 2 jenis yaitu TB Paru dan TB Ekstra Paru.“TB adalah penyakit menular, bukan penyakit keturunan atau penyakit karena kutukan atau guna – guna”, ujar spesialis paru yang biasa dipanggil dr. Onge. TB paru,mudah menular dan merupakan jenis yang paling sering ditemukan. Sedangkan TB Ekstra Paru menyerang organ lainnya seperti tulang,otak,ginjal,laring,kulit,usus,dan lain-lain, tambah dr. Onge

Menurut dr. Onge, tanda-tanda penyakit TB terdiri gejala respiratori, yaitu batuk lebih 2 minggu, batuk darah, sesak napas dan nyeri dada. Gejala sistemik yaitu demam, malaise, keringat malam, anoreksia dan berat badan menurun. Sedangkan gejala tuberkulosis ekstra paru tergantung dari organ yang terkena.

Untuk memastikan seseorang menderita TB, terduga (tersangka TB yaitu orang-orang yang memiliki gejala-gejala tersebut) dilakukan dilakukan pemeriksaan sebanyak 3 kali memakai mikroskop dengan sistem SPS ( sewaktu-pagi-sewaktu ). Sewaktu(S): dahak diperiksa saat pertama kali datang kelaboratorium (hari I).Pagi (P): dahak pagi hari keesokan harinya sehabis bangun tidur (hariII). Sewaktu (S): diminta lagi mengeluarkan dahak yang terakhir di laboratorium (hari II). Bila hasilnya positif disebut BTA positif atau TB menular.

Pengobatan TB harus dilakukan secara tepat dan teratur baik di Puskemas,rumah sakit,klinik, praktek dokter umum atau dokter spesialis. Lama pengobatan antara 6 bulan-12 bulan atau lebih sesuai saran dokter, yaitu fase intensif (2 atau 3 bulan pertama) dan fase lanjutan (3 atau 4 bulan berikutnya). Pengobatan harus diberikan secara teratur dan terkendali agar tidak terjadi kebal OAT, karena kegagalan pengobatan sesuai petunjuk dokterakan membuat sulit dan mahal. Obat yang harus diminum adalah OAT (Obat Anti TB).

Berita ini disiarkan oleh BPP-PPTI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-7397494 atau alamat e-mail PPTI : ppti66@yahoo.com

Badan Pengurus Pusat PPTI Drg. Mariani Reksoprodjo

Sekretaris Umum

Gambar I : Peserta sedang mendengarkan penyuluhan tentang TB oleh Dr.Temmasonge Radi Pakki,Sp.P di Ruang Serba Guna BPP-PPTI, tgl. 30 September 2013.

Gambar II : Peserta Penyuluhan sedang bertanya kepada narasumber, pada penyuluhan tentang TB kepada Pasien TB Klinik dan PMO (Pengawas Menelan Minum Obat) di Ruang Serba guna BPP-PPTI, tgl.30 September 2013

Gambar III : Dr. Temmasonge Radi Pakki, Sp.P sedang memberikan penyuluhan tentang TB kepada Pasien TB Klinik JRC-PPTI dan PMO (Pengawas Menelan Obat) di Ruang Serba Guna BPP-PPTI, tgl.30 September 2013

Gambar IV : Dr. Henry Diatmo sedang memberikan penyuluhan tentang TB-HIV kepada Pasien TB Klinik JRC-PPTI dan PMO (Pengawas Menelan Obat) di Ruang Serba guna BPP-PPTI, tgl.30 September 2013

Gambar IV : Dr. Henry Diatmo sedang memberikan penyuluhan tentang TB-HIV kepada Pasien TB Klinik JRC-PPTI dan PMO (Pengawas Menelan Obat) di Ruang Serba guna BPP-PPTI, tgl.30 September 2013

90 tampilan0 komentar

Artikel Lainnya

Artikel Terbaru

bottom of page